Senin, 22 Desember 2014

Family's

My Family

Wiff Adek Miftah

Hakim Miftah


My Superhero Girl

Love Mommy

Mommy

My Superboy (Father)



@ Kenjeran


Sabtu, 20 Desember 2014

Fenomena Menakjubkan di Dunia

Tinta Samudra

Awan hijau


Ombak pasir


Ular berkepala 5


Laut terbelah di Korea

Peran Guru


William Burton mengemukakan bahwa mengajar diartikan upaya memberikan stimulus, bimbingan, pengarahan, dan dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar. Sebagai fasilitator guru hendaknya mampu mengusahakan sumber belajar yang kiranya berguna serta dapat menunjang pencapaian tujuan dan proses belajar-mengajar. Sebagai pembimbing perjalanan, guru memerlukan kompetensi yang tinggi untuk melaksanakan empat hal berikut:
1.      Guru harus merencanakan tujuan dan mengidentifikasi kompetensi yang hendak dicapai.
2.      Guru harus melihat keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran
3.      Guru harus memaknai kegiatan belajar.
4.      Guru harus melaksanakan penilaian.
 

Teori piaget menyatakan bahwa dalam implikasi pembelajaran, guru dijadikan sebagai fasilitator dan pembimbing bukan pengatur; memberikan dukungan untuk anak agar mengeksplorasi dunia mereka dan menemukan pengetahuan. Dengan demikian maka akan tercipta PBM yang sukses. Karena PBM dapat dikatakan sukses jika ada keterlibatan siswa secara aktif untuk belajar. Keberhasilan guru mengajar ditentukan oleh aktivitas siswa dalam belajar, demikian juga keberhasilan siswa dalam belajar ditentukan pula oleh peran guru dalam mengajar.

Profesionalisme Guru


Menurut ahli, profesionalisme memberi penekanan kepada penguasaan ilmu pengetahuan atau suatu kemampuan manajemen dengan strategi penerapannya. Profesionalisme guru tidak sekadar pengetahuan teknologi dan manajemen namun lebih merupakan sikap dan pengembangan profesionalisme, lebih dari seorang teknisi tidak hanya mempunyai keterampilan yang tinggi namun mempunyai tingkah laku sesuai dengan yang disyaratkan.
Untuk menjadi profesional seorang guru dituntut agar memiliki lima hal. Yang pertama guru harus mempunyai komitmen pada siswa dan proses belajarnya. Kedua, guru harus menguasai secara mendalam bahan pelajaran yang diajarkannya serta bagaimana cara mengajarnya, yang ketiga guru bertanggung jawab untuk memantau hasil belajar siswa melalui berbagai cara evaluasi, yang keempat guru harus mampu berfikir sistematis mengenai apa yang dilakukannya dan belajar dari pengalamannya tersebut dan yang kelima adalah guru seyogyanya menjadi bagian dari masyarakat belajar dalam lingkungan profesinya. Adanya persyaratan profesionalisme guru ini maka perlu adanya paradigma baru untuk melahirkan profil guru Indonesia yang benar-benar profesional.

 
·         Upaya Meningkatkan Profesionalisme Guru
Pemerintah telah berupaya untuk meningkatkan profesionalisme guru diantaranya meningkatkan kualifikasi dan persyaratan jenjang pendidikan yang lebih tinggi bagi tenaga pengajar mulai tingkat persekolahan sampai perguruan tinggi. Program penyetaaan Diploma II bagi guru-guru SD, Diploma III bagi guru-guru SLTP dan Strata I (sarjana) bagi guru-guru SLTA. Meskipun demikian penyetaraan ini tidak bermakna banyak, kalau guru tersebut secara entropi kurang memiliki daya untuk melakukan perubahan. Selain diadakannya penyetaraan guru-guru, upaya lain yang dilakukan pemerintah adalah program sertifikasi. Program sertifikasi telah dilakukan oleh Direktorat Pembinaan Perguruan Tinggi Agama Islam (Dit Binrua) melalui proyek Peningkatan Mutu Pendidikan Dasar (ADB Loan 1442-INO) yang telah melatih 805 guru MI dan 2.646 guru MTs dari 15 Kabupaten dalam 6 wilayah propinsi yaitu Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, NTB dan Kalimantan Selatan.

Selain sertifikasi upaya lain yang telah dilakukan di Indonesia untuk meningkatkan profesionalisme guru, misalnya PKG (Pusat Kegiatan Guru, dan KKG (Kelompok Kerja Guru) yang memungkinkan para guru untuk berbagi pengalaman dalam memecahkan masalah-masalah yang mereka hadapi dalam kegiatan mengajarnya. Pengembangan profesionalisme guru harus dipandang sebagai proses yang terus menerus. Dalam proses ini, pendidikan prajabatan, pendidikan dalam jabatan termasuk penataran, pembinaan dari organisasi profesi dan tempat kerja, penghargaan masyarakat terhadap profesi keguruan, penegakan kode etik profesi, sertifikasi, peningkatan kualitas calon guru, imbalan, dll secara bersama-sama menentukan pengembangan profesionalisme seseorang termasuk guru. Dengan demikian usaha meningkatkan profesionalisme guru merupakan tanggung jawab bersama antara LPTK sebagai penghasil guru, instansi yang membina guru (dalam hal ini Depdiknas atau yayasan swasta), PGRI dan masyarakat.

Kesulitan Belajar Pada Anak


Beberapa pengaruh dari kesulitan belajar yang dialami anak antara lain :
1.   Hasil belajarnya menjadi rendah yakni di bawah potensi yang dimilikinya.
2.   Hasil belajar yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang telah dilakukan.
3.   Lambat dalam melakukan tugas-tugas kegiatan belajarnya dan selalu tertinggal
4.   Menunjukkan gejala emosional yang kurang wajar, seperti : pemurung, mudah tersinggung, pemarah, tidak atau kurang gembira dalam menghadapi situasi tertentu.


Sementara itu, Burton (Abin Syamsuddin. 2003) mengidentifikasi siswa yang diduga mengalami kesulitan belajar, yang ditunjukkan oleh adanya kegagalan siswa dalam mencapai tujuan-tujuan belajar. Menurut  Burton bahwa siswa dikatakan gagal dalam belajar apabila :
1.      Dalam batas waktu tertentu yang bersangkutan tidak mencapai ukuran tingkat keberhasilan atau tingkat penguasaan materi (mastery level) minimal dalam pelajaran tertentu yang telah ditetapkan oleh guru (criterion reference).
2.   Tidak dapat mengerjakan atau mencapai prestasi semestinya, dilihat berdasarkan ukuran tingkat kemampuan, bakat, atau kecerdasan yang dimilikinya.
3.      Tidak berhasil tingkat penguasaan materi (mastery level) yang diperlukan sebagai prasyarat bagi kelanjutan tingkat pelajaran berikutnya.

Terdapat empat ukuran dapat menentukan kegagalan atau kemajuan belajar siswa : (1) tujuan pendidikan; (2) kedudukan dalam kelompok; (3) tingkat pencapaian hasil belajar dibandinngkan dengan potensi; dan (4) kepribadian. Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk menanggulangi masalah belajar yaitu:
1.      Perhatikan mood
2.      Menyiapkan ruang belajar yang memadai
3.      Ajak berkomunikasi
4.      Mengidentifikasi siswa yang diperkirakan mengalami kesulitan belajar.
5.     Mengalokasikan letaknya kesulitan atau permasalahannya, dengan cara mendeteksi kesulitan belajar pada bidang studi tertentu
6.      Melokalisasikan jenis faktor dan sifat yang menyebabkan mengalami berbagai kesulitan.
7.      Memperkirakan alternatif pertolongan. Menetapkan kemungkinan cara mengatasinya baik yang bersifat mencegah (preventif) maupun penyembuhan (kuratif).


Berikut ini beberapa alternatif dalam kesulitan belajar :
1.      Guru melakukan observasi kelas
2.      Orang tua melakukan pemeriksaan alat indera dengan bantuan dokter
3.      Guru melakukan teknik main peran dengan mengunjungi rumah murid

4.      Guru melakukan tes diagnostik kecakapan (Psiko tes)

Fenomena Gonta Ganti Kurikulum Indonesia


Kebijakan pemerintah yang kurang baik hendaknya terus di kaji, namun sayangnya sering gonta gantinya kurikulum pelajaran , akan membuat tingkat kelulusan siswa yang terputus dan berjenjang, walaupun begitu banyak pejabat berdalih bahwa hal itu ditujukan untuk menyempurnakan kurikulum sebelumnya, dari hal tersebut mendapatkan dampak yang negatif maupun positif secara keseluruhan bagi siswa. Sistem pendidikan di Indonesia telah berubah terus, sampai beberapa versi. Saya rasa kurikulum-kurikulum tersebut, baik sewaktu zaman saya, atau sekarang semuanya baik. Tetapi pelaksanaanya yang perlu dilakukan dengan seoptimal mungkin.
Sebenarnya kita jangan terus menerus ganti kurikulum hanya karena adanya pemerintah baru. Sistem evalusi seperti Ebtanas yang diganti dengan UAN menjadikan tambahan confusion (kerancuan) dalam perbandingan antar siswa dari generasi yang berbeda. Sistem dan kurikulum jangan diubah-ubah terlalu drastis, tetapi tentu saja boleh diperbaiki secara perlahan-lahan, dan yang penting pelaksanaannya yang harus dimaksimalkan.

Jadi seharusnya pemerintah Indonesia lebih memperhatikan kesiapan lapangan sebelum kurikulum diganti. Evaluasi yang signifikan dan persiapan yang matang. Bukan dengan cara yang terkesan dipaksa untuk berganti. Kurikulum seperti hanya dievaluasi para pengampu kebijakan tanpa mendengarkan celoteh kesusahan di lapangan yang beragam

Cara Menumbuhkembangkan Kecerdasan IQ, EQ, dan SQ serta Cara Meraih Sukses


IQ pertama kali diperkenalkan oleh Alfred Binet, Psikolog asal Prancis di awal abad 20. Dalam mengembangkan IQ (yang menurut para ahli dapat ditingkatkan dengan stimulasi, seperti medengarkan musik Mozart yang berfrekuensi 8 KHz). Namun hal ini belum tentu dapat meningkatkan IQ peserta didik. Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan pendidik untuk membina keterampilan-keterampilan kecerdasan emosi peserta didik adalah:
1.   Pendidik dapat membantu peserta didik untuk mengidentifikasi dan memberi nama  perasaan-perasaan yang dialaminya
2.       Pendidik mengajarkan peserta didik untuk berpikir realistis dan optimis
3.  Pendidik mengajarkan peserta didik untuk melihat suatu permasalahan dari sudut pandang yang lain
4. Pendidik memberi kesempatan kepada peserta didik untuk berdiskusi mengenai permasalahan dan perasaan yang dihadapinya
5.     Pendidik mengajarkan peserta didik untuk lebih menghargai usaha yang telah dilakukan daripada hasil yang diperoleh
6.  Pendidik menunjukkan teladan dalam pergaulan serta sopan santun yang berlaku di lingkungan sekitar.

Cara yang dapat dilakukan untuk menumbuhkembangkan IQ adalah dengan belajar sebanyak mungkin, belajar membaca cepat, sarapan pagi, melakukan meditasi, menjauhi makanan yang mengandung gula, mengolah kecerdasan emosional, melakukan jogging, melatih gelombang otak alpha, dan mengkonsumsi antioksidan.

Pada tahun 1994 teori kecerdasan EQ dikenalkan  Daniel Goleman dalam bukunya “Emotional Intelegence” . Kecerdasan EQ yaitu kecerdasan untuk merasakan  emosi dan realitas sosial serta kemampuan untuk memahami perasaan diri masing-masing dan perasaan orang lain, kemampuan untuk memotivasi dirinya sendiri, dan menata dengan baik emosi-emosi yang muncul dalam dirinya dan dalam berhubungan dengan orang lain. Berikut langkah-langkah meningkatkan kemampuan EQ kita :
1.      Memahami pentingnya kecerdasan emosional dalam  semua aspek kehidupan.
2.      Belajar mengenali pemicu stres dan bagaimana mengatasinya.
3.      Berpikiran terbuka, serba ingin tahu serta menyenangkan.
4.      Jadilah ramah dan berempati.
5.      Jadilah teliti dan siap untuk berunding.
6.      Menemukan kedamaian dalam diri Anda
7.      Praktik keterampilan komunikasi.
8.      Jadilah optimis.

Selanjutnya teori  kecerdasan yang ke tiga adalah SQ. kecerdasan SQ ini ditemukan pada akhir abad ke 20, oleh V.S Ramachandran dari California University. Beberapa cara untuk menumbuhkembangkan Spritual Quotient (SQ), diantaranya :
1.      Berdo’a,
2.      Meditasi, 
3.      Merenung
4.      Membaca buku-buku 
5.      Menulis buku harian
6.      Mengobrol dengan orang lain (keluarga, teman, maupun orang dewasa di sekeliling kita)
7.      Memberikan pelayanan pada orang-orang yang membutuhkan bantuan sesuai dengan kemampuan kita

Untuk mejadi seorang yang sukses secara materi bukanlah hal yang sulit. Kita hanya perlu mengembangkan kecerdasan intelektual. Namun sukses secara materi tidak menjamin suatu kesuksesan yang hakiki. Kesuksesan yang hakiki tidak hanya membutuhkan kecerdasan intelektual saja (IQ) tapi juga EQ dan SQ. Robert Stenberg mengatakan bila IQ berkuasa, ini karena kita membiarkannya berbuat demikian. Bila kita membiarkannya berkuasa, kita telah memilih penguasa yang buruk (Ary Ginanjar Agustian, 2005:5).

Sejarah Guru

Berdasarkan sejarah guru, pekerjaan ini adalah pekerjaan yang paling tua. Pekerjaan sebagai guru sudah ada sejak manusia mampu berpikir dan mengenal ilmu pengetahuan. Sepanjang sejarah kehidupan, guru selalu berada di tengah masyarakatnya. Guru mengajarkan banyak ilmu pengetahuan untuk membuat manusia menjadi mudah dalam menjalankan kehidupan atau terkadang guru mengajarkan kebenaran. Dalam sejarah Indonesia, pekerjaan guru ternyata berkembang sejalan dengan perkembangan zaman.

Pada masa kerajaan Hindu-Budha, guru berasal dari kasta tertinggi yaitu Brahmana. Kasta Brahmana ini mengajarkan segala hal yang berhubungan dengan agama serta kitab suci. Guru mengajarkan ilmu filsafat, hukum, sastra, beladiri, dan lain sebagainya. Di masyarakat, guru mendapatkan posisi yang terhormat. Status guru bahkan lebih tinggi dari raja dan bangsawan. Kasta guru bahkan lebih mulia dibandingkan kasta yang lain. Saat itu, guru mengajarkan berbagai ilmu di tempat tertentu, bahkan sudah dikenal lembaga pendidikan. Sebagian besar dari lembaga pendidikan tersebut juga mempunyai asrama. Hal tersebut adalah cikal bakal adanya sekolah yang ada saat ini.


Pada saat agama Islam masuk ke bumi Indonesia, salah satunya adalah melalui jalur pendidikan serta dakwah. Melalui jalur pendidikan, para ulama menciptakan para guru melalui serangkaian pendidikan di pesantren. Tidak hanya pesantren saja, ada lembaga pendidikan yang lain seperti surau. Di masa kesultanan ini juga telah dikenal guru dengan spesialisasinya. Model pendidikan pada pesantren tersebut juga memakai sistem sekolah berasrama yang menjadi cikal bakal sekolah saat ini. Pendidikan tradisional terus berlajan walaupun banyak raja-raja di Indonesia yang ditaklukan oleh VOC. Pemerintah kolonial Belanda baru peduli dengan nasib pendidikan masyarakat bumiputera sesudah berlakukanya Politik Etika atau Politik Balas Budi. Hal itu juga dikarenakan kebutuhan Pemerintah Hindia-Belanda akan tenaga profesional.

Pada masa Politik Etis, pendidikan dilaksanakan secara modern dan bergaya Eropa. Sekolah untuk guru dibentuk guna melahirkan guru yang bisa mengawal sistem pendidikan kolonial. Setelah adanya pergerakan nasional yang membangun sekolah bernafaskan nasionalisme Indonesia, sistem pendidikan kolonial ini mulai dilawan. Sesudah proklamasi kemerdekaan, guru-guru disatukan dalam Persatuan Guru Republik Indonesia. Sejarah guru inilah yang menjadikan guru saat ini semakin maju dan terus memperbaiki diri menjadi semakin berkualitas.

Tanggung Jawab Seorang Guru

Guru adalah seorang pendidik yang juga merupakan pembimbing. Dalam bidang kemanusiaan di sekolah, guru harus bisa menjadi dirinya sebagai orangtua kedua bagi siswa. Seorang guru harus bisa menarik simpati agar menjadi idola para siswa dan disukai sehingga siswa senang belajar dengan guru. Para ahli menyebutkan bahwa tanggung jawab guru harus bisa menuntut murid untuk belajar, yang terpenting adalah membuat rencana dan menuntut murid untuk melaksanakan kegiatan belajar guru agar mencapai pertumbuhan serta perkembangan seperti yang diharapkan. Guru mempunyai tanggung jawab untuk turut serta dalam membina kurikulum sekolah. Guru sesungguhnya adalah seorang kunci yang paling tahu mengenai keperluan kurikulum yang sesuai dengan tingkat perkembangan siswa.

Guru bertanggung jawab untuk melaksanakan pembinaan kepada diri siswa baik kepribadian, watak serta jasmaniah. Menyalurkan ilmu pada murid sebenarnya bukan pekerjaan yang sulit. Namun membina murid supaya menjadi manusia berkarakter pasti bukan pekerjaan yang gampang. Seorang guru bertanggung jawab untuk memberikan bimbingan kepada siswa. Bimbingan tersebut supaya siswa bisa mengenal dirinya sendiri, menyelesaikan masalahnya sendiri, serta mempunyai emosional yang baik.

Guru bertanggung jawab untuk melakukan diagnosis dari kesulitan belajar serta melakukan penilaian belajar siswa, melakukan penelitian. Guru sebagai orang yang bergerak dibidang pendidikan harus selalu memperbaiki caranya bekerja. Guru bertanggung jawab untuk mengenal masyarakat. Seorang guru tidak mungkin menjalankan tugas dengan efektif, apabila guru tidak mengenal masyarakat. Guru bertanggung jawab untuk ikut menyukseskan pembangunan yang merupakan cara paling tepat untuk membawa masyarakat menjadi kesejahteraan. Pembangunan tersebut adalah pembangunan bidang spiritual dan materiil.

Guru mempunyai tanggung jawab moral dimana setiap guru haru mempunyai kemampuan untuk menghayati perilaku serta etika yang sesuai dengan Pancasila sekaligus mengamalkannya. Tanggung jawab guru dalam bidang pendidikan di sekolah adalah harus menguasai cara pengajaran yang efektif dimana guru harus bisa menjadi model bagi murid, bisa memberi nasihat, menguasai teknik bimbingan serta layanan dan bisa membuat serta melaksanakan evaluasi yang lain.

Kedisiplinan Guru Saat Bekerja


Kedisiplinan adalah fungsi operatif yang paling penting karena semakin baik suatu kedisiplinan karyawan maka semakin tinggi disiplin kerja yang bisa diraih. Disiplin kerja bisa diartikan sebagai bentuk dari ketaatan atas perilaku seseorang di dalam mematuhi peraturan-peraturan dan ketentuan tertentu yang ada kaitannya dengan pekerjaan. Tanpa adanya disiplin yang baik maka akan sangat sulit bagi sebuah perusahaan untuk mencapai hasil optimal. Disiplin yang baik adalah cerminan terhadap besarnya rasa tanggung jawab seseorang akan tugas yang dia terima. Dengan adanya sikap disiplin akan mendorong gairah kerja, untuk mewujudkan tujuan perusahaan.

Disiplin kerja guru menginginkan untuk dilaksanakannya semua peraturan yang sudah ada dan jika terjadi pelanggaran maka harus diambil tindakan. Tindakan atas kesalahan yang dilakukan bisa berupa hukuman atau sanksi yang tegas serta tidak bisa ditawar. Seorang ahli mendefinisikan disiplin adalah suatu pilihan di dalam hidup untuk mendapatkan apa yang diinginkan dengan cara menjalankan apa yang sebenarnya tidak diinginkan.

Sesudah melakukan hal yang sebenarnya tidak diinginkan tersebut dalam waktu beberapa lama, akhirnya disiplin menjadi pilihan dalam hidup demi mendapat apa yang diinginkan dengan menjalani apa yang akhirnya sekarang menjadi ingin dilakukan. Seseorang bisa menjadi disiplin serta akhirnya menikmatinya sesudah beberapa tahun menjalaninya.


Unsur yang terikat di dalam disiplin kerja guru adalah adanya peraturan, pedoman pelaksanaan, sanksi dan hukuman, kesadaran serta kesediaan untuk mentaati dan memperteguh pedoman organisasi. Dari uraian itu bisa dijelaskan bahwa disiplin kerja merupakan salah satu bentuk kesadaran serta kesediaan pekerja untuk menghargai dan patuh, serta taat terhadap peraturan yang berlaku baik peraturan tertulis atau peraturan tidak tertulis dengan konsekuensi siap menanggung sanksi apabila melakukan kesalahan.

Disiplin merupakan syarat yang harus ada bagi semua yang ingin membangun sebuah kebiasaan yang baru. Manusia baru akan mendapatkan sebuah kebiasaan baru pada saat dia secara disiplin menjalankan hal tersebut terus-menerus tanpa pernah terputus dalam selang waktu yang sudah ditentukan.

Sifat Wajib dan Sifat Mustahil Allah SWT

Sifat Wajib Allah
Tulisan Arab
Makna
Wujud
ﻭﺟﻮﺩ
Ada
Qidam
ﻗﺪﻡ
Terdahulu
Baqa
ﺑﻘﺎﺀ
Kekal
Mukhalafatuhu lilhawadis
ﻣﺨﺎﻟﻔﺘﻪ ﻟﻠﺤﻮﺍﺩﺙ
Berbeda dengan makhluk-Nya
Qiyamuhu binafsih
ﻗﻴﺎﻣﻪ ﺑﻨﻔﺴﻪ
Berdiri sendiri
Wahdaniyat
ﻭﺣﺪﺍﻧﻴﺔ
Esa (satu)
Qudrat
ﻗﺪﺭﺓ
Kuasa
Iradat
ﺇﺭﺍﺩﺓ
Berkehendak (berkemauan)
Ilmu
ﻋﻠﻢ
Mengetahui
Hayat
ﺣﻴﺎﺓ
Hidup
Sam'un
ﺳﻤﻊ
Mendengar
Basar
ﺑﺼﺮ
Melihat
Kalam
ﻛﻼ ﻡ
Berbicara
Kaunuhu qaadiran
ﻛﻮﻧﻪ ﻗﺎﺩﺭﺍ
Keadaan-Nya yang berkuasa
Kaunuhu muriidan
ﻛﻮﻧﻪ ﻣﺮﻳﺪﺍ
Keadaan-Nya yang berkehendak menentukan
Kaunuhu 'aliman
ﻛﻮﻧﻪ ﻋﺎﻟﻤﺎ
Keadaan-Nya yang mengetahui
Kaunuhu hayyan
ﻛﻮﻧﻪ ﺣﻴﺎ
Keadaan-Nya yang hidup
Kaunuhu sami'an
ﻛﻮﻧﻪ ﺳﻤﻴﻌﺎ
Keadaan-Nya yang mendengar
Kaunuhu bashiiran
ﻛﻮﻧﻪ ﺑﺼﻴﺭﺍ
Keadaan-Nya yang melihat
Kaunuhu mutakalliman
ﻛﻮﻧﻪ ﻣﺘﻜﻠﻤﺎ
Keadaan-Nya yang berbicara


Sifat
Sifat Mustahil Allah
Tulisan Arab
Makna
Nafsiah
Adam
ﻋﺪﻡ
Tiada
Salbiah
Huduts
ﺣﺪﻭﺙ
Baru
Salbiah
Fana
ﻓﻨﺎﺀ
Berubah-ubah (akan binasa)
Salbiah
Mumathalatuhu lilhawadith
ﻣﻤﺎﺛﻠﺘﻪ ﻟﻠﺤﻮﺍﺩﺙ
Menyerupai sesuatu
Salbiah
Qiamuhu bighairih
ﻗﻴﺎﻣﻪ ﺑﻐﻴﺮﻩ
Berdiri-Nya dengan yang lain
Salbiah
Ta'addud
ﺗﻌﺪﺩ
Lebih dari satu (berbilang)
Ma'ani
Ajzun
ﻋﺟﺰ
Lemah
Ma'ani
Karahah
ﻛﺮﺍﻫﻪ
Tidak berkemauan (terpaksa)
Ma'ani
Jahlun
ﺟﻬﻞ
Bodoh
Ma'ani
Al-Maut
ﺍﻟﻤﻮﺕ
Mati
Ma'ani
Sami
ﺍﻟﺻمم
Tuli
Ma'ani
Al-Umyu
ﺍﻟﻌﻤﻲ
Buta
Ma'ani
Al-Bukmu
ﺍﻟﺑﻜﻢ
Bisu
Ma'nawiyah
Kaunuhu ajizan
ﻛﻮﻧﻪ ﻋﺎﺟﺰﺍ
Keadaan-Nya yang lemah
Ma'nawiyah
Kaunuhu mukrahan
ﻛﻮﻧﻪ مكرها
Keadaan-Nya yang tidak menentukan (terpaksa)
Ma'nawiyah
Kaunuhu jahilan
ﻛﻮﻧﻪ ﺟﺎﻫﻼ
Keadaan-Nya yang bodoh
Ma'nawiyah
Kaunuhu mayitan
ﻛﻮﻧﻪ ﻣﻴﺘﺎ
Keadaan-Nya yang mati
Ma'nawiyah
Kaunuhu ashamma
ﻛﻮﻧﻪ ﺃﺻﻢ
Keadaan-Nya yang tuli
Ma'nawiyah
Kaunuhu a'maa
ﻛﻮﻧﻪ ﺃﻋﻤﻰ
Keadaan-Nya yang buta
Ma'nawiyah
Kaunuhu abkam
ﻛﻮﻧﻪ ﺃﺑﻜﻢ
Keadaan-Nya yang bisu